Folder Berita Metro – Penyelamatan pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang terjatuh di Gunung Rinjani, menuai kritik dari anggota Komisi V DPR RI, Mori Hanafi. Kritik tersebut mencuat dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya TNI Mohammad Syafi’i, di Gedung DPR RI, Senin (7/7/2025).
Mori menyayangkan metode penyelamatan yang masih sangat manual, dengan menggunakan tali sepanjang 600 meter untuk mengangkat jenazah Juliana dari lokasi jatuhnya. Ia menilai cara tersebut tidak mencerminkan kesiapan teknologi dan sarana SAR (Search and Rescue) modern yang seharusnya memiliki Basarnas.
“Penyelamatan dengan cara digotong itu menurut saya sangat tradisional. Kita ini punya helikopter, tetapi kenapa tidak digunakan secara maksimal?” kata Mori dalam forum tersebut.
Berapa Anggaran Basarnas Tahun 2025?
Menanggapi hal itu, Kepala Basarnas menjelaskan bahwa keterbatasan sarana dan prasarana terjadi akibat minimnya anggaran yang tersedia di tahun anggaran 2025.
-
Pagu awal anggaran Basarnas 2025: Rp 1,4 triliun
-
Anggaran ideal yang dibutuhkan: Rp 3,7 triliun
-
Anggaran yang masih diblokir: Rp 282,17 miliar
-
Anggaran efektif yang diterima: sekitar Rp 1,2 triliun
-
Realisasi anggaran hingga saat ini: Rp 555,72 miliar (37,11%)
Syafi’i mengungkapkan bahwa adanya backlog anggaran. Ini sangat memengaruhi kesiapan operasi, termasuk dalam penanganan evakuasi korban di medan berat seperti di Gunung Rinjani.
“Backlog ini berpotensi memengaruhi kesiapan operasi SAR, yang berdampak langsung pada keselamatan nyawa,” ujar Syafi’i.
Baca Juga : Pembangunan Jalan Di Kota Metro Dimulai, WaliKota Ancam Blacklist Pemborong Nakal
Basarnas Butuh Dukungan untuk Modernisasi Peralatan
Selain soal evakuasi dengan tali. DPR juga menyoroti pentingnya. ketersediaan peralatan SAR yang lebih modern. Seperti kamera evakuasi, drone thermal, helikopter khusus SAR, dan alat navigasi medan ekstrem.
Komisi V DPR mendesak agar. Kementerian Keuangan Dan Bappenas dapat memberikan perhatian lebih terhadap kebutuhan anggaran Basarnas, mengingat lembaga ini menjadi ujung tombak dalam menyelamatkan nyawa manusia di berbagai bencana dan insiden.
📌 Kesimpulan
Kasus tragis Juliana Marins membuka mata publik terhadap realitas keterbatasan sarana dan dana yang menghadapi Basarnas. Kritik dari DPR pun menjadi peringatan penting bahwa keselamatan nyawa manusia tidak boleh kompromikan oleh minimnya anggaran.